-->

Thursday, September 23, 2010

Mimpi Rosululloh


Pada suatu hari Rasulullah SAW sedang melakukan shalat subuh berjamaah dengan para sahabat. Selesai shalat beliau menghadapkan wajahnya pada para sahabat. Lalu beliau bertanya, “Siapakah diantara kalian yang tadi malam bermimpi tentang sesuatu?”. Para sahabat terdiam dan saling pandang satu sama lain. Rasulullah pun paham bahwa diantara para sahabatnya itu tidak seorang pun yang bermimpi dalam tidurnya tadi malam. “Hmm kalian tidak ada yang bermimpi?” tanya Rasulullah kembali. “Kalau aku tadi malam bermimpi....”

Rasulullah mulai menceritakan mimpinya kepada para sahabat, “Dalam mimpiku aku melihat ada dua orang laki-laki yang datang menemuiku dan menjabat tanganku, lalu membawaku pergi ke suatu tempat. Di situ aku melihat ada seorang laki-laki sedang duduk. Sedangkan di hadapannya berdiri seseorang yang memegang sebuah pengait besi yang ujungnya tajam. Tiba-tiba orang itu menancapkan pengait besi yang ia pegang ke rahang kanan orang yang duduk itu hingga tembus sampai tengkuknya. Orang itu menjerit kesakitan. Lalu orang yang berdiri menarik pengait besi dari rahang kanan orang yang duduk dan rahangnya pun pulih kembali. Pada saat yang bersamaan orang yang berdiri menghujamkan pengait besi itu ke rahang kiri orang yang duduk. Begitulah hal itu dilakukan berulang kali. Aku bertanya, “Apakah ini?” Kedua orang laki-laki yang membawaku menjawab, “Teruslah berjalan”.

Aku pun terus berjalan hingga aku melihat seorang laki-laki yang berbaring dalam posisi telentang dan seorang laki-laki lain berdiri diatas kepalanya dengan membawa sebuah batu besar. Orang yang berdiri itu menghantamkan batu besar ke arah kepala orang yang teletang hingga kepala itu hancur. Sementara batu menggelinding jauh. Orang yang berdiri pun mengambil batu itu dan ketika kembali, kepala orang yang telah hancur itu telah pulih seperti sediakala. Ia kembali menghancurkan kepala orang itu, begitu seterusnya. Aku bertanya, “Pemandangan apakah ini?” Kedua orang laki-laki itu menjawab, “Teruslah berjalan”.

Mereka mengajakku terus berjalan hingga melewati sebuah lubang mirip dengan tungku, yang atasnya sempit dan bawahnya lebar, sementara api berkobar-kobar dibawah lubang itu. Di dalamnya terdapat orang-orang laki-laki dan perempuan yang telanjang. Setiap kali nyala api membesar, orang-orang yang ada di dalamnya terangkat ke atas seakan-akan mereka hendak terlempar keluar. Ketika nyala api mulai mengecil, orang-orang itu berjatuhan ke dasar lubang. Aku pun bertanya, “Siapa mereka ini?” Kedua orang laki-laki itu menjawab, “Teruslah berjalan”.

Perjalanan pun aku lanjutkan hingga tiba di sebuah sungai darah dan seorang laki-laki yang berkubang di dalamnya. Sementara seorang laki-laki lain berdiri di pinggir sungai dengan sejumlah batu di depannya. Ketika orang yang berkubang di tengah-tengah sungai darah itu hendak menepi, laki-laki yang berdiri di pinggir sungai langsung menyerang dengan lemparan batu hingga mulut dan wajahnnya hancur. Setiap kali orang yang berada di dalam sungai ingin keluar dari sana, laki-laki yang berdiri di pinggir itu melemparkan sebuah batu ke mulutnya sehingga menyebabkan ia terjerembab dan kembali ke tempatnya semula. Aku bertanya, “Siapa ini?” Kedua orang laki-laki itu menjawab, “Teruslah berjalan”.
Maka aku pun meneruskan perjalanan hingga tiba di sebuah kebun hijau lebat yang indah dan di dalamnya terdapat sebuah pohon yang sangat besar. Di bawah pohon besar itu duduk seorang laki-laki tua dengan sejumlah anak. Aku juga melihat di bawah pohon besar itu ada seorang laki-laki sedang menyalakan api di depannya. Belum sempat aku bertanya, kedua orang yang bersamaku membawaku naik ke atas pohon itu lalu mengajakku masuk ke dalam rumah yang paling indah yang pernah kulihat. Di dalamnya terdapat sejumlah orang tua, anak muda, perempuan dan anak-anak. Kemudian mereka membawaku keluar dari rumah itu. Dibawanya aku ke atas pohon yang lebih tinggi dan mengajakku masuk ke sebuah rumah yang lebih elok dan lebih indah dari rumah sebelumya. Di dalamnya ada sejumlah orang-orang tua dan anak-anak muda.

Lalu aku katakan kepada kedua orang yang membawaku, “Kalian telah membawaku berkeliling sepanjang malam dan telah banyak kejadian-kejadian yang aku lihat. Sekarang ceritakan padaku apa arti semua itu”. Kedua orang itu berkata, “Baiklah. Orang yang kau lihat rahangnya ditusuk dengan pengait besi, dia adalah seorang pembohong dan selalu mengatakan kebohongan. Hingga kebohongannya tersebar dimana-mana. Maka ia akan dihukum seperti itu pada hari kiamat”.

“Orang yang kau lihat kepalanya dihancurkan dengan batu besar adalah orang yang telah diberi Allah pengetahuan Al Quran tetapi ia tidur sepanjang malam, tidak pernah mau membacanya. Sehingga perbuatannya di dunia tidak didasarkan atas pengetahuan Al Quran yang telah ia miliki. Maka ia akan disiksa seperti itu pada hari kiamat”.

“Sementara orang-orang yang kau lihat berada di dalam lubang seperti tungku adalah orang-orang yang semasa hidup di dunia melakukan perbuatan zina. Sedangkan orang-orang yang lihat berkubang di sungai darah adalah orang-orang yang makan riba dan uang yang mereka peroleh adalah dari hasil riba”.

“Orang yang kau lihat duduk di bawah pohon adalah Nabiyullah Ibrahim. Anak-anak yang ada di sekelilingnya adalah ruh anak-anak yang telah meninggal sebelum mereka mencapai aqil baligh. Sedangkan orang yang mengobarkan api itu adalah Malaikat Malik penjaga neraka. Adapaun rumah pertama yang kau masuki adalah rumah surga untuk orang-orang yang beriman pada umumnya. Sedangkan rumah kedua yang kau masuki adalah rumah surga untuk orang-orang yang mati syahid. Aku adalah Jibril dan ini adalah Mikail. Sekarang angkat kepalamu”.
“Aku mengangkat kepalaku dan melihat sesuatu seperti awan diatasku”. Mereka berkata, “Disitulah istanamu wahai Muhammad”. Aku berkata, “Ijinkan aku masuk ke istanaku”. Mereka berkata, “Tidak bisa. Karena masih ada sisa umurmu di dunia. Jika kau telah menjalani sisa umurmu, kau akan masuk ke tempatmu”. Hadits Riwayat Bukhari Kitabul Jana’iz . [Oleh: Dave Ariant Yusuf W]

No comments:

Post a Comment