-->

Thursday, September 23, 2010

Pola Makan dan Stroke

ImageSESAK NAFAS, nyeri dada (khususnya sisi kiri), sakit pada ulu hati, leher terasa tertekan, seperti tercekik, atau nyeri yang menjalar ke daerah bahu serta lengan kiri sampai jari-jari mungkin merupakan gejala awal serangan jantung koroner yang perlu diwaspadai. Penyebabnya tidak lain karena pembuluh koroner jantung tersumbat (atherosklerosis), sehingga kebutuhan otot jantung akan oksigen tidak terpenuhi.Gejala-gejala seperti ini bisa juga terjadi pada penyakit lain, seperti sesak napas yang disebabkan oleh asma, dan nyeri pada ulu hati pada maag. Kesalahan diagnosa bisa saja terjadi karena kemiripan gejala. Karena itu, tak ada salahnya Anda segera melakukan penanganan secepatnya. Jangan tunda, berangkat segera ke dokter atau rumah sakit terdekat untuk mendapat penanganan lebih lanjut. Hal ini untuk mencegah terjadinya keadaan yang tidak diinginkan. Ingatlah, serangan jantung dapat membawa kematian.

Sayangnya, serangan jantung koroner seringkali terjadi secara mendadak dan tidak jarang pada malam hari sehingga penderita seringkali tidak tertolong. Mengingat mendadaknya serangan tersebut, maka Anda yang mempunyai gejala atau berbakat menderita kelainan jantung sebaiknya rutin memeriksakan diri. Apalagi jika usia Anda sudah mencapai kepala empat, perokok, menderita darah tinggi, kecing manis, kegemukan, dan jarang berolahraga. Periksakan diri minimal sekali dalam setahun. Bila perlu, dokter akan menganjurkan jangka waktu pemeriksaan yang lebih pendek misalnya setiap enam bulan atau bahkan setiap bulan.

Pola makan yang salah
Kecenderungan pola makan yang kurang sehat pada masyarakat perkotaan sering dikaitkan dengan penyakit jantung koroner (PJK). Kesalahan pola makan itu tidak lain karena ketidakseimbangan komposisi makanan yang dikonsumsi. Fast food (makanan siap saji) yang makin menjamur di perkotaan mengandung protein, lemak, karbohidrat yang tinggi, dan sebaliknya kandungan serat, vitamin dan mineralnya rendah. Hal ini dapat menjadi pencetus dari berkembangnya penyakit degeneratif, seperti PJK, hipertensi, diabetes, dan penyakit pembuluh darah lainnya. Gaya hidup di perkotaan yang sering dilanda stres juga dapat memacu kerja jantung dan meningkatkan tekanan darah. Kebiasaan itu masih diperparah dengan merokok.

Tidak ada motto kuno yang lebih baik dari "mencegah lebih baik daripada mengobati". Ini berlaku untuk siapapun, terlebih jika Anda termasuk orang yang memiliki risiko tinggi menderita kelainan jantung. Caranya, perbaiki pola makan sekarang juga. Makanan yang bervariasi dan bergizi seimbang adalah makanan yang sehat untuk Anda konsumsi.

Diet merupakan kunci penting bagi pencegahan PJK. Sebab dengan menerapkan diet yang baik, penderita dapat mengendalikan kemungkinan tingginya kadar kolesterol dan garam yang sangat berhubungan dengan penyakit ini. Selain itu, penderita juga dapat mengatur berapa jumlah serat, gula, protein, mineral, ratio antara lemak jenuh dan tidak jenuh yang harus dicukupi setiap hari. Diet juga menurunkan risiko terjadinya penyakit-penyakit lain. Dan jangan lupa, berolahraga secara teratur.

Yang penting untuk Anda jalani, terutama dalam mengatur asupan makanan yang Anda konsumsi setiap hari, pilihlah ikan daripada daging, kecuali daging yang benar-benar tak berlemak. Kurangi garam. Misalnya dengan membatasi makanan kalengan, makanan yang diasapkan, ikan asin, dan jenis makanan awetan lain. Hindari makanan berlemak atau yang digoreng. Makanan yang direbus atau dikukus dan dipanggang jauh lebih aman daripada yang digoreng. Kemudian perbanyak konsumsi sayuran dan buah-buahan.

Pola Makan dan Stroke
Pola makan yang salah juga bisa memicu terjadinya stroke usia muda. karena seringnya mengkonsumsi makanan junk food, yang tidak baik sebab kandungan kolesterol tinggi. Kolesterol tidak baik bagi kesehatan, terutama pembuluh darah. Bila terjadi penyumbatan pada pembuluh darah, dan mengenai pembuluh darah otak bisa membuat seseorang stroke.

Pemicu stroke lainnya adalah karena kurang olahraga, kesibukan membuat banyak orang tak ada waktu khusus untuk olahraga. Kurang olahraga membuat stamina menurun dan akibat kurang gerak juga bisa terjadi penyumbatan pada pembuluh otak yang berakibat stroke. Jenis stroke terbagi dalam dua golongan besar, yakni stroke penyumbatan dan stroke pendarahan. Stroke penyumbatan terjadi karena sumbatan atau penyempitan di dalam pembuluh darah ke otak terganggu. Gangguan peredaran darah di otak membuat otak kekurangan oksigen dan nutrisi. Bila ini terjadi dalam waktu lama menyebabkan otak mengalami kerusakan.
Sedangkan stroke pendarahan sangat berbahaya. Stroke ini terjadi karena ada pembuluh darah yang pecah. Stroke pendarahan biasanya karena adanya kelainan bawaan dimana pembuluh darah di otak tidak sempurna. Namun stroke jenis ini jarang terjadi.

Stroke merupakan serangan mendadak pada otak akibat adanya pembuluh otak yang tersumbat atau pecah. Kondisinya itu biasanya diikuti gejala nyeri kepala sangat hebat. Namun prosesnya pada setiap orang berbeda dan kehadirannya tidak dapat dideteksi secara dini mengingat kejadiannya biasanya tiba-tiba.
Mereka yang memiliki faktor resiko yaitu adanya riwayat penyakit jantung, tekanan darah tinggi, kencing manis, kolesterol, kelainan irama jantung, penyempitan di pembuluh darah arteri leher, dan di otak. Juga mereka yang memiliki gaya hidup kurang sehat, seperti perokok, pecandu alkohol. Jenis kelamin juga mempengaruhi faktor resiko. Pria lebih beresiko daripada wanita. Selama wanita masih mengalami menstruasi resiko terkena stroke agak berkurang.
Stroke yang berat setelah sembuh biasanya akan menimbulkan gejala sisa misalnya bicaranya agak cadel, kaki atau tangan sebelah tidak bisa digerakkan. Adanya gejala sisa inilah yang membuat pasien paska stroke gerakannya sangat terbatas. Jika keadaan ini terjadi pada usia muda, membuat orang tersebut tak produktif lagi.

Stroke memang berbahaya. Pada derajat ringan dan sedang masih memungkinkan untuk sembuh. Namun untuk derajat berat sering menyebabkan kematian. mengingat kejadian stroke biasanya tiba-tiba maka tidak dapat dideteksi secara dini. Satu-satunya cara yang bisa dilakukan ialah menghindari pencetus stroke, yakni hindari stres, pola makan sehat, dan olah raga teratur. Alangkah lebih baiknya bila sering melakukan refreshing. Cara ini bermanfaat menghilangkan kejenuhan dan pikiran menjadi senang.

No comments:

Post a Comment